Beijing Didesak Pemerintah Jepang Bebaskan Staf Astellas Pharma yang Ditahan di Tiongkok

Avatar photo

- Pewarta

Selasa, 4 April 2023

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Perdana Menteri Jepang, Fumio Kishida. (Instagram.com/@fumio_kishida)

Perdana Menteri Jepang, Fumio Kishida. (Instagram.com/@fumio_kishida)

INDONESIARAYA.CO.ID – Perdana Menteri Jepang, Fumio Kishida, mengatakan pada Senin bahwa pemerintah akan terus mendesak Beijing untuk membebaskan seorang staf Astellas Pharma yang ditahan di China, seiring memuncaknya kekhawatiran mengenai iklim bisnis di negeri Tirai Bambu. Pemerintahan juga sudah membuat permohonan untuk kunjungan konsuler dengan staf yang ditahan tersebut, serta akan menyalurkan bantuan kepadanya, termasuk untuk keluarganya, kata PM Kishida dalam sebuah pertemuan dengan komite anggaran Dewan Penasihat Jepang. Fumio memberikan pernyataan setelah kunjungan yang dilakukan oleh Menteri Luar Negeri Jepang Yoshimasa Hayashi ke menteri luar negeri China pada Minggu waktu setempat, dan meminta China untuk segera membebaskan pria paruh baya yang ditahan itu. Menurut menteri luar negeri Jepang, Tokyo belum mendapatkan penjelasan apapun dari Beijing mengenai penahanan itu. Konten artikel ini dikutip dari media online Kongsinews.com, salah satu portal berita terbaik di Indonesia. Karena tidak ada kejelasan atas penahanan itu, kalangan bisnis di Jepang menjadi tegang dan khawatir, kata seorang ekspat Jepang di China yang menolak disebutkan namanya. “Ada perasaan cemas yang menghantui… Semua khawatir bahwa mereka bisa ditangkap kapan saja,” kata sumber tersebut kepada Reuters.” “Dia menjelaskan perasaannya dan rekan-rekan sesama ekspat yang berkecamuk. Beijing merespon permintaan Menlu Hayashi dengan mengatakan bahwa mereka akan ‘menangani kasus ini sesuai hukum yang berlaku’. “Sampai kita tahu bagaimana dan mengapa orang ini ditahan, ada kemungkinan bahwa otoritas di sana bisa bilang bahwa hal apapun yang biasa kita lakukan sehari-hari ternyata ilegal,” ujar ekspat tersebut menambahkan. Beberapa tahun terakhir ini, perusahaan Jepang di China kesulitan menavigasi perpindahan data, termasuk data produksi dari pabrik-pabriknya sendiri, data dari perbatasan atas dalih hukum keamanan nasional, yang mengatakan bahwa legalitas transfer data tersebut bersifat abu-abu. Dikutip dari Nikkei, staf Astella itu sudah bekerja di China lebih dari 20 tahun lamanya. Dia disebut sebagai eksekutif di Astellas oleh koran Yomiuri. Astellas mengkonfirmasi kabar penahanan salah satu stafnya ke Reuters, tetapi tidak memberikan keterangan lebih lanjut.***

Berita Terkait

Pertama Sejak 1981, Insiden Penembakan Donald Trump adalah Upaya Pembunuhan Calon Presiden AS

Berita Terkait

Senin, 15 Juli 2024 - 11:23 WIB

Pertama Sejak 1981, Insiden Penembakan Donald Trump adalah Upaya Pembunuhan Calon Presiden AS

Selasa, 4 April 2023 - 15:57 WIB

Beijing Didesak Pemerintah Jepang Bebaskan Staf Astellas Pharma yang Ditahan di Tiongkok

Berita Terbaru