INDONESIARAYA.CO.ID – Menteri Pertahanan Prabowo Subianto mengungkapkan bahwa persatuan nasional merupakan kunci utama untul membangun Indonesia menjadi negara kuat.
Sebab, kemajemukan bangsa dapat berubah menjadi bumerang yang rawan terpecah belah jika tidak dikelola dengan baik.
“Kita adalah negara yang begitu majemuk. Heterogenitas bisa menjadi rawan kalau kita tidak pandai-pandai mengelola,” kata Prabowo
Prabowo menyampaikan hal itu saat menjadi pembicara MNC Forum LXX (70th) di Inews Tower, Jakarta Pusat, pada Selasa malam, 30 Mei 2023.
Baca Juga:
Pefindo Catatkan Penerbitan Surat Utang Korporasi pada Januari – Maret 2025 Mencapai Rp46,7 Triliun
Suarakan Dukungan ke Palestina, Presiden Prbowo Subianto Pidato Penuh Semangat di Parlemen Turki
Kemajemukan yang sangat besar itu dilihat dari banyaknya suku, agama, ras hingga etnis yang ada di Indonesia.
Baca artikel menarik lainnya di sini: Ternyata Prabowo Gunakan Contoh Harvard University Sebagai Syarat untuk Masuk S-1 Unhan RI
Prabowo berpendapat, founding fathers Indonesia merupakan sosok yang hebat karena dapat mempersatukan seluruh rakyat yang majemuk tersebut.
Menurutnya, hal ini dapat terlihat dari pemilihan Bahasa Indonesia oleh para founding fathers sebagai bahasa kebangsaan. Menurut Prabowo ini merupakan gagasan cemerlang yang mempersatukan.
Baca Juga:
Petani Nusa Tenggara Barat (NTB) Nikmati Kemudahan Akses Pupuk Subsidi, Jelang Musim Tanam April
“Kita bersyukur founding fathers kita begitu hebat. Mereka memilih bahasa kebangsaan bukan dari bahasa mayoritas. Bahkan dari bahasa minoritas,” kata Prabowo.
“Bahasa Indonesia bersumber dari bahasa Melayu. Bahasa Melayu bersumber dari daerah-daerah di Sumatera yang merupakan minoritas,” lanjut dia.
Ketua Umum Partai Gerindra itu menilai, founding fathers Indonesia bukanlah sosok subyektif yang berpikir primordialisme.
Prabowo mengungkapkan, Soekarno dan para memimpin yang berasal dari suku Jawa, justru tidak menggagas bahasa sukunya sendiri yang kala itu merupakan mayoritas sebagai bahasa kebangsaan.
Baca Juga:
Tanggapan PWI Pusat Usai Dewan Pers Sebut Hendry Ch Bangun Tak Punya Legal Standing Sebagai Ketum
Bos BP Taksin Ungkap Efisiensi Dana APBN 2025 Digunakan untuk Badan Pengelolaan Investasi Danantara
Melainkan lebih memilih bahasa Indonesia yang digunakan oleh minoritas rakyat nusantara.
“Kalau pemimpin-pemimpin Indonesia berpikir sukuisme, primordialisme, mayoritas orang Jawa.”
“Bisa saja pemimpin-pemimpin kita seperti Bung Karno berjuang untuk bahasa mayoritas menjadi bahasa kebangsaan. Tapi ternyata tidak.”
“Kita memilih bahasa minoritas menjadi bahasa kebangsaan, dan bahasa ini yang ternyata bisa mempersatukan seluruh Nusantara,” tambahnya.
Sementara itu, negara-negara lain masih kesulitan untuk bersatu karena tidak memiliki bahasa kebangsaan.
Inilah yang harus di jaga oleh para pemimpin, persatuan nasional dari Sabang sampai Merauke.
“Banyak negara lain sulit, banyak negara lain belum punya bahasa kebangsaan. Ini the brilliance of our founding fathers, ” kata Prabowo.***