DI SEBUAH aula sederhana di Banjar Sedana Mertha, suara anak-anak bercampur dengan deru kipas angin yang terus berputar.
Bau lembap dari pakaian basah masih melekat di udara, menandai bahwa bencana baru saja lewat.
Para orang tua duduk berjejal, sebagian berbicara lirih, sebagian lain masih termenung.
ADVERTISEMENT
Baca Juga:
Akan Dipasarkan ke Provinsi Bali, Polres Metro Depok Tangkap 8 Orang Sindikat Jual – Beli Bayi
Denpasar Cuaca Berawan, Kota-kota Besar pada 21 Desember 2023 Diprediksi Cerah hingga Hujan

SCROLL TO RESUME CONTENT
Mereka bukan sekadar kehilangan harta benda, beberapa di antaranya kehilangan anggota keluarga.
Bencana banjir yang melanda Bali pada Rabu, 10 September, seakan menjadi pengingat rapuhnya keseimbangan antara alam dan manusia.
Kota Denpasar, Gianyar, Badung, hingga Jembrana tidak luput dari terjangan air yang deras, meninggalkan jejak duka di Pulau Dewata yang biasanya identik dengan pariwisata dan ketenangan.
Baca Juga:
Termasuk Bali, Sejumlah Wilayah Indonesia Diprakirakan Alami Hujan Disertai Petir
Potensi Hujan Terjadi di Beberapa Daerah, BMKG: Termasuk di Wilayah Provinsi Bali
Berada Jauh di Atas Lereng Gunung, Kebakaran Hutan dan Lahan Terjadi di Kawasan Gunung Agung
BNPB mencatat 16 orang meninggal dunia akibat banjir, sementara satu orang masih belum ditemukan.
Dari jumlah itu, 10 korban berasal dari Denpasar, 2 dari Jembrana, 3 dari Gianyar, dan 1 dari Badung.
Angka ini bukan sekadar data, melainkan cerita kehilangan yang membekas di banyak keluarga.
Percepatan Status Darurat dan Upaya Pemulihan Cepat
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Suharyanto, datang langsung ke Bali pada Kamis, 11 September.
Dengan langkah cepat, ia meninjau pos pengungsian dan menegaskan percepatan status tanggap darurat, yang semula diusulkan 14 hari, dipangkas menjadi 7 hari.
“Dengan kondisi cepat membaik dan tidak ada hujan tambahan, kami percepat agar pemulihan segera berjalan,” kata Suharyanto dalam keterangan resminya.
Keputusan ini, menurutnya, akan membantu pemerintah daerah memfokuskan tenaga pada pencarian korban hilang dan percepatan pemulihan fasilitas umum.
Penyedotan air di Basement Pasar Badung menjadi salah satu prioritas. “Kami datangkan pompa dari luar Bali agar proses ini lebih cepat,” ujar Suharyanto.
Pasar tradisional terbesar di Bali itu lumpuh akibat air yang terjebak di ruang bawah tanahnya.
Kebutuhan Pengungsi, antara Harapan dan Kekurangan
Di pos pengungsian Banjar Sedana Mertha, Suharyanto berdialog langsung dengan warga.
Mereka bercerita soal pakaian yang hanyut, buku sekolah yang rusak, hingga bayi yang kehabisan popok. Jawaban dari pemerintah datang dengan janji yang konkret.
“Seluruh kebutuhan dasar akan kami penuhi, dari pakaian, sembako, makanan anak-anak, hingga perlengkapan sekolah,” kata Suharyanto.
Bantuan khusus untuk ibu menyusui dan perempuan juga disebut akan diprioritaskan.
Namun, pemulihan bukan sekadar soal bantuan logistik. Ada luka yang lebih dalam: trauma. Warga yang rumahnya rusak ringan atau sedang akan mendapat bantuan perbaikan.
Mereka yang kehilangan rumah sepenuhnya akan menerima bantuan pembangunan rumah baru dari pemerintah.
Pencarian Korban Hilang Masih Menjadi Prioritas Utama
Di tengah fokus pemulihan, ada satu pekerjaan yang belum selesai: mencari korban hilang. BNPB bersama tim gabungan menerjunkan setidaknya 125 personel ke lokasi-lokasi yang diduga masih menyimpan korban.
Hingga pukul 17.00 WITA, Kamis 11 September, satu korban kembali ditemukan meninggal dunia, menambah daftar duka yang panjang.
Pencarian ini, kata Suharyanto, akan terus dilanjutkan sampai benar-benar tuntas.
“Kami tidak akan berhenti sebelum seluruh korban ditemukan,” ujarnya tegas. Kalimat itu menggambarkan komitmen, sekaligus tekanan emosional yang dirasakan tim pencari.
Membaca Banjir Bali Sebagai Peringatan bagi Masa Depan
Banjir di Bali ini bukan yang pertama, dan mungkin bukan yang terakhir. Dengan kepadatan penduduk, alih fungsi lahan, dan sistem drainase kota yang belum optimal, banjir mudah terjadi ketika curah hujan tinggi.
Kehadiran BNPB yang cepat memang memberi harapan, tetapi lebih dari itu, ada pekerjaan rumah yang lebih besar: membenahi tata ruang kota dan meningkatkan kesadaran warga tentang mitigasi bencana.
Dalam konteks ini, banjir Bali bukan sekadar peristiwa musiman, melainkan sinyal bahwa Pulau Dewata perlu menyeimbangkan kembali pembangunan dan kelestarian lingkungan.
Sebab, pariwisata yang menjadi tulang punggung ekonomi Bali pun akan sulit berkembang jika bencana terus berulang.****
Sempatkan untuk membaca berbagai berita dan informasi seputar ekonomi dan bisnis lainnya di media Infokumkm.com dan Pangannews.com
Simak juga berita dan informasi terkini mengenai politik, hukum, dan nasional melalui media Delapannews.com dan Apakabarindonesia.com.
Informasi nasional dari pers daerah dapat dimonitor langsumg dari portal berita Harianmalang.com dan Haisumatera.com
Untuk mengikuti perkembangan berita nasional, bisinis dan internasional dalam bahasa Inggris, silahkan simak portal berita Indo24hours.com dan 01post.com.
Pastikan juga download aplikasi Hallo.id di Playstore (Android) dan Appstore (iphone), untuk mendapatkan aneka artikel yang menarik. Media Hallo.id dapat diakses melalui Google News. Terima kasih.
Kami juga melayani Jasa Siaran Pers atau publikasi press release di lebih dari 175an media, silahkan klik Persrilis.com
Sedangkan untuk publikasi press release serentak di media mainstream (media arus utama) atau Tier Pertama, silahkan klik Publikasi Media Mainstream.
Indonesia Media Circle (IMC) juga melayani kebutuhan untuk bulk order publications (ribuan link publikasi press release) untuk manajemen reputasi: kampanye, pemulihan nama baik, atau kepentingan lainnya.
Untuk informasi, dapat menghubungi WhatsApp Center Pusat Siaran Pers Indonesia (PSPI): 085315557788, 087815557788.
Dapatkan beragam berita dan informasi terkini dari berbagai portal berita melalui saluran WhatsApp Sapulangit Media Center